Madinah (MCH)-Operasi pemulangan jamaah haji Indonesia telah berakhir pada Sabtu (11/12/2011) malam WAS. Hingga pukul 23.50 WAS, Siskohat Kesehatan mencatat, sebanyak 492 jamaah wafat di Arab Saudi.
Jamaah wafat mayoritas berusia lanjut yaitu 65 tahun ke atas sebanyak 276 orang atau 56,1 persen. Jenis kelamin pria mendominasi dengan angka 319 orang atau 64,8 persen. Berdasar lokasi wafat, 75 persen wafat di Makkah (369 orang). Jamaah wafat sebagian besar berasal dari embarkasi Solo (SOC) yaitu 86 orang, lalu embarkasi Surabaya 85 orang.
Sementara, 100 persen jamaah haji telah dipulangkan ke Indonesia. Dari Bandara Jeddah, kloter terakhir adalah gabungan jamaah embarkasi Banjarmasin dan Makassar, pada pukul 14.20 WAS. Dari Madinah, jamaah terakhir adalah kloter 85 JKS pada pukul 23.50 WAS.
Namun, masih ada 45 jamaah yang terpaksa tinggal di Arab Saudi karena sakit. Mereka menjalani rawat inap di berbagai rumah sakit di Arab Saudi. "Total hingga hari ini ada 50 jamaah sakit. Hanya saja 5 dari mereka sudah dipastikan bisa diterbangkan dengan kloter terakhir ke tanah air," kata Ketua PPIH Arab Saudi Syairozi Dimyati, di sela-sela pelepasan kloter terakhir di Bandara KAIA, Jeddah.
Kemenkes bekerja keras menekan angka kematian jamaah, meskipun Kemenag menilai kesuksesan ibadah haji tidak dinilai dari jumlah jamaah wafat. Kemenag beralasan, orang pergi haji kadang-kadang juga dengan cita-cita untuk tutup usia di Tanah Suci. Harapan seperti ini tentu sulit dicegah.
Angka kematian tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pusat Kesehatan Haji mencatat, pada tahun lalu, jumlah jamaah wafat di Arab Saudi dan embarkasi/debarkasi (Indonesia) mencapai 451 orang. Dengan rincian jumlah jamaah wafat di embarkasi 10 orang, Arab Saudi sebanyak 427 orang dan debarkasi 14 orang. Tahun ini, jamaah wafat di Saudi 492 orang, sedang di embarkasi ada 26 orang.
Tahun depan, petugas haji - khususnya dari unsur kesehatan - akan mendapat tantangan lebih besar, menyusul kebijakan Menteri Agama untuk memprioritaskan memberangkatkan jamaah lanjut usia. (Nurul)
Jamaah wafat mayoritas berusia lanjut yaitu 65 tahun ke atas sebanyak 276 orang atau 56,1 persen. Jenis kelamin pria mendominasi dengan angka 319 orang atau 64,8 persen. Berdasar lokasi wafat, 75 persen wafat di Makkah (369 orang). Jamaah wafat sebagian besar berasal dari embarkasi Solo (SOC) yaitu 86 orang, lalu embarkasi Surabaya 85 orang.
Sementara, 100 persen jamaah haji telah dipulangkan ke Indonesia. Dari Bandara Jeddah, kloter terakhir adalah gabungan jamaah embarkasi Banjarmasin dan Makassar, pada pukul 14.20 WAS. Dari Madinah, jamaah terakhir adalah kloter 85 JKS pada pukul 23.50 WAS.
Namun, masih ada 45 jamaah yang terpaksa tinggal di Arab Saudi karena sakit. Mereka menjalani rawat inap di berbagai rumah sakit di Arab Saudi. "Total hingga hari ini ada 50 jamaah sakit. Hanya saja 5 dari mereka sudah dipastikan bisa diterbangkan dengan kloter terakhir ke tanah air," kata Ketua PPIH Arab Saudi Syairozi Dimyati, di sela-sela pelepasan kloter terakhir di Bandara KAIA, Jeddah.
Kemenkes bekerja keras menekan angka kematian jamaah, meskipun Kemenag menilai kesuksesan ibadah haji tidak dinilai dari jumlah jamaah wafat. Kemenag beralasan, orang pergi haji kadang-kadang juga dengan cita-cita untuk tutup usia di Tanah Suci. Harapan seperti ini tentu sulit dicegah.
Angka kematian tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pusat Kesehatan Haji mencatat, pada tahun lalu, jumlah jamaah wafat di Arab Saudi dan embarkasi/debarkasi (Indonesia) mencapai 451 orang. Dengan rincian jumlah jamaah wafat di embarkasi 10 orang, Arab Saudi sebanyak 427 orang dan debarkasi 14 orang. Tahun ini, jamaah wafat di Saudi 492 orang, sedang di embarkasi ada 26 orang.
Tahun depan, petugas haji - khususnya dari unsur kesehatan - akan mendapat tantangan lebih besar, menyusul kebijakan Menteri Agama untuk memprioritaskan memberangkatkan jamaah lanjut usia. (Nurul)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !