REMBANG - Paguyuban Kepala Desa dan Kepala Kelurahan Kecamatan Kota
Rembang (Pakkar) memilih walk out dari musyawarah perencanaan
pembangunan (musrenmbang) di aula Kecamatan Rembang Kota, kemarin.
Dalam musrenbang tersebut Pakkar juga memilih tidak memberikan usulan apa pun.
Ketua Pakkar Kasri mengatakan, walk out-nya kepala desa di Kecamatan Kota Rembang pada musrenbang itu karena selama ini aspirasi kepala desa tidak pernah direalisasikan dalam APBD.
’’Program-program di APBD selama ini bukanlah usulan dari desa. Program-program di APBD entah datang dari mana? Yang membuat kami prihatin, usulan dari desa malah tidak pernah diperhatikan di APBD,’’ ujar Kasri.
Menurutnya, desa adalah gerbang pertama yang mengerti kondisi masyarakat. ’’Kalau usulan dari pihak yang mengerti kondisi masyarakat paling bawah tidak diperhatikan, untuk apa memberikan usulan musrenbang?’’ kata Kepala Desa Pandean yang sudah menjabat dua periode itu.
Isa Anshori, Kepala Desa Telogomojo mengatakan, sebelum walk out, kepala desa se-Kecamatan Kota Rembang sempat mengikuti paparan dari tim musrenbang kabupaten, beberapa saat.
’’Namun kami diam saja dan tidak memberikan usulan. Karena kami anggap acara musrenbang itu percuma dan tidak pernah ada realisasinya,’’ jelas dia.
Isa menuturkan, di tengah acara, kepala desa memilih walk out. Selain itu, kepala desa juga mengembalikan uang transpor yang disediakan oleh panitia. ’’Kami yang ada di desa sudah tidak memiliki kepercayaan lagi terhadap forum musrenbang ini,’’ kata dia.
Sementara itu, pihak Kecamatan Kota Rembang, Kamis pagi ini berencana mengundang kembali Pakkar untuk audiensi.
Secara terpisah, Wakil Ketua Paguyuban Rukun Petinggi Dampo Awang (Guru Pendawa) Rembang Wasiman juga mengatakan, anggotanya, yaitu kepala desa di Kecamatan Sulang dan Kaliori juga memilih tidak mengikuti musrenbang di kecamatan.
Menurutnya, musrenbang menjadi forum formalitas belaka untuk APBD Rembang. ’’Kami menganggap musrenbang sudah percuma,’’ tandas dia. (H19-60)
Sumber : Suaramerdeka.com
Dalam musrenbang tersebut Pakkar juga memilih tidak memberikan usulan apa pun.
Ketua Pakkar Kasri mengatakan, walk out-nya kepala desa di Kecamatan Kota Rembang pada musrenbang itu karena selama ini aspirasi kepala desa tidak pernah direalisasikan dalam APBD.
’’Program-program di APBD selama ini bukanlah usulan dari desa. Program-program di APBD entah datang dari mana? Yang membuat kami prihatin, usulan dari desa malah tidak pernah diperhatikan di APBD,’’ ujar Kasri.
Menurutnya, desa adalah gerbang pertama yang mengerti kondisi masyarakat. ’’Kalau usulan dari pihak yang mengerti kondisi masyarakat paling bawah tidak diperhatikan, untuk apa memberikan usulan musrenbang?’’ kata Kepala Desa Pandean yang sudah menjabat dua periode itu.
Isa Anshori, Kepala Desa Telogomojo mengatakan, sebelum walk out, kepala desa se-Kecamatan Kota Rembang sempat mengikuti paparan dari tim musrenbang kabupaten, beberapa saat.
’’Namun kami diam saja dan tidak memberikan usulan. Karena kami anggap acara musrenbang itu percuma dan tidak pernah ada realisasinya,’’ jelas dia.
Isa menuturkan, di tengah acara, kepala desa memilih walk out. Selain itu, kepala desa juga mengembalikan uang transpor yang disediakan oleh panitia. ’’Kami yang ada di desa sudah tidak memiliki kepercayaan lagi terhadap forum musrenbang ini,’’ kata dia.
Sementara itu, pihak Kecamatan Kota Rembang, Kamis pagi ini berencana mengundang kembali Pakkar untuk audiensi.
Secara terpisah, Wakil Ketua Paguyuban Rukun Petinggi Dampo Awang (Guru Pendawa) Rembang Wasiman juga mengatakan, anggotanya, yaitu kepala desa di Kecamatan Sulang dan Kaliori juga memilih tidak mengikuti musrenbang di kecamatan.
Menurutnya, musrenbang menjadi forum formalitas belaka untuk APBD Rembang. ’’Kami menganggap musrenbang sudah percuma,’’ tandas dia. (H19-60)
Sumber : Suaramerdeka.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !